About Me

My Photo
Rachma Anugerahwati Woerjanto
Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia
私はただ人間だ。
View my complete profile
Powered by Blogger.

Followers

Tuesday, March 9, 2010

Cerpen - Asa

Tersentak ku diujung waktu seperti baru terbangun dari mimpi yang tak bertepi. Sesak rasa di hati hingga ku hanya terdiam meratapi semua. Seperti baru kemarin aku bertemu dengannya dan seakan menyapa dirinya. Suaranya selalu terdengar ditelingaku dengan lembut menggetarkan jantungku. Membawa angan dan cintaku dengannya. “Rehan?” suara lembut itu menyapaku. Namaku Rehan, seorang siswa kelas satu di sebuah Sekolah Menengah Atas di Kota Malang. Suara menyapa lembut itu adalah Casandra atau Asa nama biasa aku memanggilnya. Dia adalah anugerah terindah yang pernah ku miliki dan suara hatiku tak hentinya mengucap cinta untuknya. Kami sama-sama menyukai basket karena itulah kami dapat saling mengenal. Namun sayangnya kami tidak satu kelas, Asa di X-4 sedangkan aku di X-8. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Kami telah berkenalan selama satu bulan. Entah kenapa hati ini tidak ingin jauh darinya dan mata ini tidak pernah bosan memandangnya. “ Ui Rehan? ” terdengar suara yang memecah lamunanku dan aku hanya tersenyum melihatnya di tengah istirahat siang yang menjemukan “ Eh? Siang-siang kug bengong gak jelas kayak gitu suih? ”. Ucap Asa sambil memukul pipiku pelan. “ Sapa juga yang bengong, cuman berpikir aja kenapa kok bisa kenal cewek hewod kayak kamu “ Candaku. Kami sudah cukup dekat hingga selalu saja bercanda saat bertemu, terkadang asa menghampiriku ke kelas begitu pula sebaliknya. “Kring…….” Tidak terasa bel masuk telah berbunyi. Ku hanya bisa melihatnya pergi meninggalkanku dan berkata dalam hati : “kapan hati ini mengerti perasaanmu”. Sebelum pulang kami selalu bertemu di kantin. Untuk sekedar menunggu supir yang menjemput Asa pulang. Namun terkadang Asa memintaku untuk mengantarkannya pulang atau mengajakku jalan-jalan, jika dia mulai bosan dengan kesendirianya di rumah maklum anak tunggal. Di saat itulah seakan kami saling mengenal dari hati ke hati. Setiap selasa kami mengikuti ekstra kulikuler basket bersama. Melihat asa mendrible bola dengan rambut panjangnya yang terikat keret merah. Membuat hatiku semakin yakin bahwa dia memang cinta untukku. Selalu ku buat dia tertawa karena tawanya membuat hatiku lega. Entah kenapa itu terjadi mungkinkah ini cinta. “ Asa? Capek aku duduk dimushola yuk untuk minum bentar gean juga pingsan kamu ntar kalau lat trus.” Candaku, kebetulan lapangan kami dekat dengan mushola sekolah. “ a ha?, nich ja baru separuh tenaga dasar cowok ce-men. ” Jawab Asa. “ Talk to my hand. ” Ucapku untuknya. Lama kami duduk di mushola sambil melihat kakak kelas kami latihan tanding, karena kebetulan persiapan untuk laga DBL yang sebentar lagi di mulai. . Senjapun tiba tak terasa lelah yang ku rasa karena ini olahraga kegemaranku. “ Uah sopirku gag bisa jemput nich. ” Keluh Asa. “ Ya sudah tak anterin pulang kalau gitu. ” Jawabku ringan. “ Makasih yach kamu cakep dueh. ” Ucap Asa. “ Uh maunya. ” Sindirku untuknya. Akhirnya kami berjalan menuju parkiran sepeda motor. Rumah asa tidak jauh dari SMA tempat kami bersekolah. Tepatnya di daerah Kauman,terlalu dekat hinggaku tak pernah puas untuk mengantarnya pulang. “ Uhm makasih yach Han. ” Sambil turun dari motorku. “ Oyi-oyi. ” Sahutku. “ Titi DJ yach Han. ” Asa memperingatkanku. “ Huum sudah masuk sana “ Jawabku sambilku kujalankan motorku meninggalkannya pergi. Setelah tiba di rumah aku berganti pakaian beristhirahat bentar lalu bermain gitar dan menyanyikan sebuah lagu, yang mewakili perasaanku untuk Asa. Mungkin dia tidak mendengar laguku. Tapi ku harap dia mengerti tentang rasa hatiku untuknya. Malampun tiba tak terasa mata ini telah lelah menanggapi sms dari Asa. “ Han ud dulu yach aku ngantuk nich “ sms dari Asa. “ Cuit dlimz yach Asa “ balasku. Termenungku menanggapi sang malam. Seakan mengerti hatiku telah dirundung dilema karena cinta. Akankah ku ungakapkan rasa hatiku ini untuknya. Namun ku terasa malu, terasa tidak sanggup untuk ucap cinta padanya. Lama ku terdiam memikirkanya. Membayangankan tawanya yang manis terkenang di hati. Hingga ku ambil keputusanku untuk kuatkan hatiku ungkapkan ini padanya. Mataharipun menebarkan sinarnya di tengah dinginnya pagi. Ku terbangun,segera ku mandi untuk jalani hari nan indah bersamanya. Tak lama sampailah aku di SMA ku yang penuh dengan kejutan dan misteri kesenangan bersama teman-teman. Pagi itu ku lihat Asa masuk kekelasnya sengaja aku tidak menyapanya agar aku dapat menikamati cintaku untuknya dari kejauhan. Menit demi menit silih berganti ,waktupun menunjukan jam setengah dua. Karena di kelasku teman-temanku agak gila jadi tak terasa tiba waktunya untuk pulang. Mendung membayangi sekolahku, terasa hujan akan segera jatuh membasahi bumi. Aku lihat Asa terdiam duduk di kantin. Mungkinkah dia menunggu,rasa hatiku kepedean. “ Dor “ godaku dari belakang mengejutkan Asa. “ Ah, Rehan ngagetin aj, gag punya kerjaan yach ” ucap Asa “ Uah purikan “ Jawabku. Terdengar rintik hujan membasahi lapangan basket tempat biasa kami bermain.. Membuatku tidak bisa beranjak meninggalkan tempat dudukku yang berhadapan dengan Asa.. Kulihat mata yang indah, dari mata indah itu aku mengerti Asa bosan kesepian dirumah, maklum Asa anak tunggal. Oleh karena itu Asa tetap menemaniku walaupun sopirnya telah tiba untuk menjemputnya Terbesit di pikiranku bahwa ini saat yang tepat untuk ucap cinta padanya. “ Asa dengerin aku “ kataku sedikit terbata untuk Asa. “ Kenapa Han?” tanyanya. “ Asa, ku tahu hatiku tidak dapat berbohong, namun ku tak sanggup memendam rasa ini “ ungkapku. “ Han? Apaan sich “ sela Asa “ Ssst. Dengerin aku dulu Asa, aku cinta kamu, izinkanku temani sepimu di dalam hatimu. Aku tahu aku bukanlah yang terbaik, karena banyak yang terbaik menghampirimu. Namun izinkanlah aku untuk jadi yang terindah untukmu. “ Tegasku. “ Han kamu tahu ndiri, banyak sekali yang tersakiti karena aku, aku belum siap mencinta, aku juga gag mao nyakitin kamu Han “ jawab Asa. Aku hanya bisa terdiam mengetahui itu semua sambil, mendengarkan rintik hujan yang menghanyutkan cintaku dan hatiku. Aku mulai putus asa dan sesali ini. Namun tiba-tiba. “ Han beri aku waktu untuk memikirkannya, oce “ ucap Asa. Aku hanya mengangguk dan tersenyum mendengarkannya. Namun entah kenapa timbul keyakinanku bahwa Asa juga memiliki rasa yang sama seprti apa yang aku rasakan. Hujan mulai reda Asa bergegas pulang kerumahnya. Begitu juga aku. Hingga aku hanya terdiam di sudut kamar. Sambil membuat puisi bertemakan patah hati, untuk berjaga-jaga. Mungkin akan ku kirim puisi itu sebagai shout out friendsterku nanti. Namun aku tetap berharap dia akan menjadi milikku kelak. Tiba-tiba ponselku berdering dan itu ternyata SMS dari Asa. “ Han splg skul ktemu yaps… ad yg penend q omongin” SMS dari Asa. “ Ehm oce dikntn kyk biazax yach Sa “ balasku. Hari yang cerahpun kembali, berdebar rasa di hati untuk menunggu jawaban yang tak pasti. Namun apapun jawabanya aku ingin akan tetap bisa dekat dengan Asa walaupun hanya sebagai teman atau sekedar dari jauh melihatnya. Karenna hati ini akan selalu membutuhkannya. Jam pulangpun telah tiba, aku menunggu Asa keluar dari kelasnya di kantin. Namun dari kejauhan paras Asa berkata lain, wajah yang seakan-akan tidak ingin bertemu aku, dan tiba-tiba. “ Han maapin aku, aku mao kamu mengisi hatiku dan menjadi kekasihku “ ucap Asa sambil menjauh dari hadapanku. Aku hanya terdiam, seraya tak percaya. Ternyata Asa menggodaku dengan pura-pura suntuk dan menjauh dariku. Lalu ku kejar dia ku pegang tangannya, ku acak-acak rambutnya karena membuatku tertipu. Dia hanya tertawa manis menertawakan wajah kebodohanku tadi. “ Uhm maen-maen kamu pkeg ngerjain aku segala “ sambil ku cubit pipi mnggemaskanya. “ Lha aku kan suka buanget meliat tampang bloon kamu Han, hahaha “ tertawa sambil memukulku. “ Ehm kenapa kamu menerima aku Sa? “ Tanyaku. “ Sejak pertemuan pertama kita sebenarnya aku sudah ada rasa buat kamu, namun aku tidak yakin kamu juga memiliki rasa yang sama buatku. Karena kamu isinya bercanda melulu dan gag pernah bisa di ajak serius. Apalagi kemarin aku kira kamu bercanda,, dan menurut aku. Cinta itu tak perlu alasan. Beginilah aku dengan cinta yang apa adanya untukmu. Aku juga berharap kamu akan jadi yang pertama dan terakhirku Han “ jawab Asa. “ Makasih yach Sa, karena jawaban kamu aku jadi gag bisa berkata-kata, yang ku rasa hanyalah rasa syukur kepada-Nya telah memberikan cintamu untukku. Sa? Aku akan berusaha jadi yang terindah buatmu. Walaupun kamu bukan pacar pertama buatku, namun yang aku rasa kamulah cinta pertamaku. Karena cinta pertama, bukanlah cinta pertama kali atau pacar yang pertama kali. Tapi cinta pertama adalah cinta setulus hati yang dipersembahkan kepada cinta yang sejati “ Luapan hatiku untuknya. Setelah itu cinta kami mengalir begitu saja seperti sungai. Tawa, tangis, canda dan pertengkaran telah kita alami. Semua itu aku anggap sebagai bumbu pacaran kami yang membuat hubungan ini bertambah sedap untuk terasa dan dewasa untuk dirasa. Aku dan orangtua Asa sudah sangat dekat. Karena mereka telah merestui hubungan kami. Setahun lamanya aku jalani cinta ini dengan Asa. Kami sudah saling melengkapi kekurangan masing-masing. Malam minggupun tiba, saat sejoli saling bertemu dan meluapkan kerinduan. Aku bergegas kerumah Asa sore itu. dengan mengendarai motor kesayanganku yang tak pernah lelah menemaniku pergi kemanapun aku mau. Sesampainya di rumah Asa, kami bersenda gurau, bermesra-mesraan layaknya orang yang di mabuk cinta. Lalu Asa mengajakku keluar ke cafee kegemarannya yang terletak di salah satu Mall di Kota Malang. Namun aku menolaknya karena Asa kelihatan agak tidak sehat. Tapi Asa tetap memaksaku dan Mamanya pun tidak keberatan jika Asa keluar malam itu. Dengan banyak syarat akhirnya aku mau jalan dengan Asa. Walapun dia agak keberatan memakai syal dan jumper tebal seprti yang aku pinta. Sesampainya di Terrace Cafee. Kami berbincang-bincang ringan dan memesan minuman untuk membasahi tenggorakan yang kering karena selalu tertawa. Namun tidak seperti biasanya aku melihat wajah Asa mulai pucat. “ Asa? Kamu gag kenapa-napa kan? “ tanyaku. “ kenapa gimana aku biasa aj ntu, jangan khawatirin aku kayak anak kecil dueh “ jawabnya. “ Tapi Sa, nich udah malam pulang yukz “ ucapku. “ ah whatever, bikin badmood j “ ucap Asa marah sambil beranjak pulang menuruti mauku. Entah kenapa semenjak kejadian itu, Asa akan sangat marah jika aku terlalu memperhatikan kesehatannya atau sekedar menanyakan keadaannya. Aku tidak tahu mengapa jadi seprti ini adanya. Mungkin Asa sudah agak bosan dengan hubungan ini. Namun sisi hatiku yang lain mengatakan tidak. Karena jika kami bertemu Asa kelihatan bahagia dan jika lewat SMS dia menjadi sangat menyebalkan. Pasti ada sesuatu yang disembunyikannya. Tapi aku adalah sesorang yang menjunjung commitment hubungan kami. Sejak awal kami berjanji untuk saling percaya dan jujur apa adanya. Untuk memperbaiki hubungan kami. Aku memiliki ide untuk mengadakan romantic dinner pada saat malam valentine nanti. Karena aku sangat mencintainya dan tidak mau kehilangan dia barang sedetik saja. Tiba-tiba Hpku bordering. Ternyata telepon dari cintaku Asa. “ Halo yanks ada apa? Tumben kok telepon “ tanyaku. “ Ehm aku mau ke Jakarta, ke rumah saudaraku. Sudah dulu yach “ Asa menutup teleponnya. Lalu dengan segera aku SMS dia. Karena ada suatu keganjalan kenapa Asa dengan terbata berkata dan langsung menutup teleponnya. Namun Asa tidak membalas SMSku. Entah kenapa dia begitu. Gagal sudah semua rencanaku di malam valentine.mungkin kaku yang selama ini salah terlalu mengkhawatirkannya hingga Asa merasa tidak nyaman denganku. Aku terus merenung dan berpikir bagaimana memperbaiki semua ini. Besok Asa berangkat ke Jakarta bersama orangtuanya terbesit keinginanku untuk mengantarkannya ke Bandara. “ Asa, indah cinta tak seindah senyum indahmu yang menggetarkan hatiku. Namun sekrangg ku merusaknya dengan salahku. Izinkanlah aku perbaikinya lagi dengan kata maap dan cinta setulus jiwa yang kupersembahkan untukmu. Asa plis bolehin aku anterin kamu ke bandara besok. Karena gak tahu lagi gimana rinduku jika gag ketemu kamu ” pintaku dalam SMS yang kukirimkan kepada Asa. “ Huum han, kamu gag salah kug mungkin manka aku yang agak sensi. Yach besok anterinku. Karena aku pengen melihatmu sebelum aku pergi jauh “ balas Asa Esoknya aku ikut mengantarkan Asa ke bandara juanda bersama orangtuanya. Tentunya sopirnya juga. Entah kenapa hari itu Asa pucat sekali. Tapi aku tak berani menanyakan kepadanya. Seakan memberi isyarat entah kenapa hari itu Asa terus memegang tanganku selama perjalan. Dia tak banyak bercanda namun selalu tersenyum dan melihatku, saat aku mengajaknya bicara. “ Han, aku berjanji pada saat ulang tahunku aku akan kembali untukmu, karena aku pengen melihatmu walaupun sesaat, aku janji Han. Han kau yang pertama dan terakhir bagiku. Love you for ever Han. “ Asa seakan berat meninggalkanku dia terus memegang tanganku. “ Love you too Sa. Lihat itu pesawatnya sudah mau berangkat. Akan Asa cuman seminggu perginya. Akupun pasti sangat rindu tapi kan kita masih bisa SMSan atau telpon-telponan “ Jawabku untuk memenangkan hati Asa, karena entah kenapa dia mulai menangis. “ Huum Han bye “ Ucap Asa. Rinduku sudah tidak dapat terbendung untuknya. Hati ini selalu ingin bertemu dengannya. Apalagi sudakh tiga hari tiada SMS ataupun Telpon dari Asa. Saat ku SMS dia tidak pernah membalasnya dan entah kenapa ponselnya sudah tidak aktif lagi. Namun tak apalah aku sudah mempersiapkan kado untuk ultah Asa karena besok dia akan pulang. Lalu Ponselku berdering di malam itu, waktu padahal menunjukan jam satu. Ternyata itu Asa yang meneleponku. “ Han bisa gak besok datang lebih pagi kerumahku, aku baru nyampe malang nich. Maap HPku tiga hari ini gag aktif. Uce “ Langsung Asa menutup teleponnya, padahal aku belum sempat menjawab. Mungkin Asa sudah terlalu lelah dan ingin cepat-cepat beristhirahat. Pagipun tiba seakan memberikan senyuman indah buatku karena aku telah memimpikan kekasih hatiku, dan sekarang aku akan bertemu dengannya. Segera ku bersiap untuk berangkat kerumahnya. Tidak lupa bunga mawar putih kesukaannya dan secarik kertas berpuisi yang isinya memujinya dengan cintanya. Lalu cincin putih yang sama dengan mawar itu sebagai tanda keseriusanku untuknya. Sampailah aku di rumahnya, namun entah kenapa berbeda dengan harapanku. Di situ banyak sekali orang yang berkumpul. Tanpa memperdulikan apapun segeralah ku masuk. Oh.. apa yang aku lihat ini seakan mimpi buruk yang menghancurkan hatiku. Membuatku terdiam dan menitihkan air mata. Sungguh aku tak percaya, peti mati putih dan di dalamnya bidadariku yang sangat cantik mengenaka dgaun indah berwarna putih dan dihiasai mawar putih memejamkan matanya untuk selamanya. Semunya berwarna putih sama seperti kadoku untuknya. Aku hanya bersimpuh didepan peti itu memberikan kadoku. Walaupun dia hanya terdiam namun kulihat dia tersenyum untukku. “ Nak sudahlah, Asa akan bersedih jika melihatmu sedih. Mama jadi teringat saat kamu mungucapkan cinta untuknya. Dia sangan bingung mau bagaimana. Karena dia bahagia denganmu namun dia juga diharuskan pergi untuk selamanya karena anemia sel sabit yang di deritanya. Dia tidak pengen kamu nanti bersedih seperti ini. Namun Mama tetap meyakinkannya karena baru saat itu mama melihat dia tertawa dan tersenyum bahagia. Maafkan Mama Rehan. “ sambil menepuk bahuku. “ Dia sangat cantik yach nte? Dengan begini cintanya akan abadi “ Ku tersenyum dan menangis. Kini aku hanya bisa melihat tanah merah tempat Asa terbaring, dan kadoku yang pertama dan terakhir untuknya telah terkubur bersamanya. Semuanya akan terkenang dalam hatiku, senymmu, tawamu dan tangismu. Tapi di saat terakhir ku tidak bisa menemanimu. Asa kau kan selalu menjadi Asa di hatiku, Asa untukku menjalani hidup. Walaupun namamu telah tertulis di batu nisan, namun kau akan selalu hidup di hatiku. Aku cinta kamu Asa.

0 comments:

Post a Comment

Donate Me

お客様

私のミュージック