About Me

My Photo
Rachma Anugerahwati Woerjanto
Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia
私はただ人間だ。
View my complete profile
Powered by Blogger.

Followers

Tuesday, July 23, 2013

N.E.E.T

konbanwa...[karna saya nulisnya malem]
bagi yang baca di pagi hari [ohayou], siang [konnichiwa].. yang baca sambil tidur [oyasumi] *emg tidur bs baca??*

hmm, kira-kira sudah berapa lama ya aku lulus dari smk?? entahlah. yang jelas sekarang aku NEET. ada enak dan gak enaknya. btw, NEET itu Not in Education, Employment or Training. dengan kata lain gue pengangguran. PENGANGGURAN. biar puas bacanya jadi gue capslock.

pertama aku bakal cerita soal enaknya. kenapa enak? karna bagi saya, saya bisa tidur sampe siang hari. sampe matahari ketawa-tawa di atas penderitaan orang-orang yang kepanasan. sedangkan saya, saya di dalam kamar, tidur nyenyak.

gak enaknya. GAK ENAKNYA adalah lama-lama gue bosen juga di dalem kamar [rumah] dan gak ada kegiatan selain makan, mandi, tidur, main game, online.. dan hanya itu saja.. [baca : repeat}

nah loh, sekarang bingung mau nulis apaan?! O.o
yaudah deh, gini aja..
Friday, July 19, 2013

Fanfiction SaeYuki -Kencan Sehari-

Ini merupakan fan fiction pertama yang aku buat :3 entah ini jelek, atau gimana.. [kurang pede]

semoga yang gak sengaja ke blog saya, dan membaca postingan ini dapat memberikan komentarnya *bow* jujur, gue newbie dalam hal menulis FF..

pertama, ini merupakan FF tentang kedua member AKB48, Kashiwagi Yuki dan Miyazawa Sae..
kenapa? karena saya memuja pairing yang satu ini *sembah*
otomatis, ini fanfiction yuri yaa... alias lesbi -3- yang gak minat, silakan meninggalkan blog saya..

yaudah, dari pada banyak tulisan gak jelas, langsung aja deh..


----------------------------------------------------------------

Kencan Sehari

Pagi yang cerah menyambut diriku hari ini. Setelah sekian lama, akhirnya aku memiliki hari libur. Meskipun hanya sehari, aku sudah sangat bersyukur. Dan tadi malam, aku menghubungi seseorang untuk memberitahunya bahwa aku ada hari kosong. Dan dia juga terdengar senang di ujung teleponnya.

Aku berjalan menuju tempat kita janjian. Sepertinya aku terlambat 5 menit. Karena aku bingung mau mengenakan pakaian yang mana. Aku merasa ini seperti kencan. Dan ini benar-benar membuatku gugup. Aku memutuskan untuk mengenakan gaun putih lengan pendek. Gaunnya tidak terlalu panjang, kira-kira 20 senti di atas lutut. Kemudian rompi coklat dan sepatu bot coklat tinggi yang hampir menutupi lututku. Aku pun berangkat.

Setibanya di lokasi yang kita tentukan, aku melihatnya berdiri dekat dengan jam kota. Aku melihatnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tentu saja dari kejauhan. Rambut pendek, kemeja ungu, jaket hitam yang kedua lengannya di linting hingga siku, celana jeans biru casual dan sepatu kets putih dengan corak coklat. Astaga, bahkan warna sepatu kita hampir sama.

Jujur saja, aku tak bisa menyembunyikan senyum bahagia yang terlihat jelas di wajahku. Aku menghampirinya, berniat untuk mengagetkannya. Aku berhenti sejenak, mengeluarkan telepon genggamku, aku mulai mengetik pesan, "tunggu di bawah pohon saja agar kamu tidak kepanasan, aku agak terlambat". Kirim. Telepon genggam aku masukkan lagi ke dalam tas jinjing. Dan aku melihat ke arahnya. Dia mengeluarkan teleponnya, tersenyum, kemudian ekspresinya berubah, dia cemberut. Aku terkikik melihat ekspresinya meskipun dari kejauhan. Sebenarnya hanya tinggal beberapa meter saja. Tapi dia tak menyadari keberadaanku.

Dia beranjak menuju pepohonan. Kebetulan ada bangku kosong di bawah salah satu pohon di sekitar sana. Aku masih memperhatikannya dari kejauhan. Tersenyum. Tak sabar ingin segera memeluknya. Dia duduk, melihat jam tangannya, mengeluarkan nafas berat, kemudian bersandar dengan kepala mendongak. Aku mulai kasihan melihatnya seperti orang frustasi. Aku melangkah, mendekatinya. Tapi aku tidak berniat muncul di hadapannya. Aku melangkah, memutarinya. Aku melihat wajahnya yang mendongak dengan matanya yang terpejam. Lucu sekali wajahnya saat ia sedang memejamkan mata, pikirku. Aku mendekatinya, kemudian entah apa yang aku pikirkan, aku menciumnya di muka umum. Tepat di bibirnya. Untung saja bangku ini berada di bawah pohon dan kebetulan menghadap ke dalam, bukan arah pejalan kaki. Jadi kemungkinan tidak ada yang melihat.

Gadis yang berada di hadapanku terkejut dan membuka matanya. Aku tersenyum, segera kutarik kepalaku sebelum kepala kita bertabrakan dan mengitari bangku untuk duduk disebelahnya. "Yukirin, apa yang kau lakukan? Kita sedang ada di publik". Wajahnya terlihat khawatir, kaget seperti melihat hantu. Aku tersenyum, "tenang saja, bangku yang kau pilih sedikit tersembunyi" sambil aku lontarkan wink mautku. Dia tersenyum kikuk dan menoleh ke arahku. "maaf aku terlambat. Sebenarnya aku tadi berada di dekat sana. Aku hanya ingin menggodamu" ujarku. Dia hanya manyun kemudian tersenyum lagi, "baiklah, karena kau sudah sampai disini, kita mau kemana? Kau kan tidak memberitahu saat telpon semalam". Aku memang tidak memberitahunya, karena aku sendiri juga tidak tahu mau pergi kemana. Aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersamanya.

"hmm, sae-chan", ya gadis di depanku ini bernama Miyazawa Sae, dan aku, Kashiwagi Yuki. Kita berdua menjadi member AKB48, salah satu idol grup di Jepang. Meskipun kita beda generasi dan tim, tapi kita sering keluar bersama. Apalagi setelah menjadi pemeran utama dalam Drama Musikal Kagekidan Infinity. "sebenarnya aku tidak tahu ingin pergi kemana. Apa kau ada saran?". Dia terlihat bingung dan wajahnya berubah menjadi serius, sepertinya dia memikirkan tempat yang tepat untuk dikunjungi. Kemudian aku teringat bahwa aku sedang tidak ingin kemanapun. Aku malas berjalan jauh apalagi bermain. Aku hanya ingin berdua. Dengan tiba-tiba aku berdiri, dan menarik lengan Sae-chan. Dia terkejut, "hey, kita mau kemana? Kau sudah memutuskannya? Yukirin.."

Aku tak menjawabnya, hanya memikirkan tempat yang akan aku tuju. Apakah ini pilihan yang tepat? Aku bahkan tak meminta pendapatnya. Setelah berjalan 10 menit sambil menggandeng tangan Sae, kita tiba di depan salah satu hotel. Atau motel? Entahlah, tak ada waktu untuk memikirnya. Aku menariknya untuk ikut masuk dan segera menuju meja resepsionis. Dia melepaskan genggaman tanganku. Wajahnya terlihat horror, "apa yang kau lakukan yukirin? Kenapa kita menuju kemari? Bukankah kau ingin pergi, jalan-jalan?". Aku mendekatinya, tanpa banyak bicara, aku melingkarkan lenganku dilehernya, kupejamkan mataku dan mulai mencium bibirnya. Entah apa yang merasuki diriku hari ini. Aku benar-benar hanya ingin berdua dengannya. Bahkan aku melupakan bahwa aku, kita berada di depan publik. Tiba-tiba Sae mendorongku. Aku terkejut, di sisi lain aku juga bersyukur karena dia menghentikanku sebelum aku lepas kendali dimuka umum. Wajahnya benar-benar menjadi murung. Bahkan dia tak membalas ciumanku. Mungkin dia kecewa karena aku tidak jadi mengajaknya jalan-jalan, malah mengajaknya ke tempat seperti ini.

Aku berbalik dan masuk ke dalam. Di resepsionis, aku memesan 1 kamar dengan kasur berukuran King Size dan lengkap dengan sofa, tv, dapur, dan kamar mandi. Setelah kunci berada di tanganku, aku menoleh keluar, Sae masih berada di luar. Sepertinya dia sedang menimbang-nimbang pikirannya. Aku keluar, dan segera kutarik tangannya. Dia terkejut. Masih tidak percaya dengan keputusanku. Akhirnya dia mengikutiku. Dan aku belum juga mengatakan alasanku melakukan hal ini. Saat aku menggandengnya, dia melepaskan genggaman tanganku. Sempat aku menoleh dengan ekspresi kaget, kecewa, tapi ini memang salahku. Aku egois. Aku tetap berjalan menuju ruang kamar dengan nomor yang tertera di kunci.

Setelah tiba di depan pintu kamar, aku membukanya. Aku melangkah masuk, melihat isi ruangan, "sempurna". Sae terkejut mendengarku. "yuki, apa maumu? Kau bilang kau sedang libur, dan ingin keluar bersama. Tapi kenapa kau memilih tempat seperti ini? Bukankah lebih baik kau bersantai di rumahmu sendiri?" ucapnya yang masih berada di ambang pintu. Aku menoleh, wajahnya terlihat kusut. Kemana Genking yang aku kenal? Aku mendekatinya, memegang kedua tangannya, menuntunnya untuk masuk dan kututup pintu. Klik, pintu ku kunci. Dia melangkah, duduk di sofa dengan menatap kearah televisi. Diam.

Aku masuk ke kamar, merebahkan diri sejenak. Aku berfikir, bagaimana caranya agar dia menikmati hari ini. Selang beberapa menit, aku beranjak dari tempat tidur, ku lihat dia masih duduk di sofa. Tatapannya kosong.

Aku mendekatinya, "Sae-chan.. kau tidak apa-apa?" seraya duduk disampingnya. Ku genggam tangan kanannya, ku cium pipinya. "hey, sae-chan. Apa kau tidak suka menghabiskan waktu bersamaku?". Aku lihat dia mulai tersadar. "ah, yu..ki.. aku senang saat kau menelponku untuk mengajak jalan. Aku juga membatalkan jadwalku untuk hari ini. Tapi kau malah mengajakku untuk bersantai seperti ini". Wajahnya masih terlihat datar.

"maafkan aku, aku tidak tahu jika kau ada jadwal hari ini", aku merasa bersalah karena tidak bertanya padanya. Sungguh, aku egois sekali. Aku akan mengatakan yang sesungguhnya. "Sae, lihat aku!". Dia menoleh, "hmm, apa?". Tanpa basa-basi, aku mendorongnya agar tertidur di sofa. Dengan kata lain, sekarang aku berada di atasnya, meskipun posisinya agak miring, karena dia hanya menoleh. Dia merubah posisi tidurnya, "yuki, hari ini kau kenapa? Menciumku dimuka umum, mengajak kemari, dan sekarang kau memaksaku seperti ini". Terdengar sedikit emosi di nada bicaranya.

Ku dekatkan wajahku, aku tatap matanya, aku benar-benar ingin lepas kendali. Tinggal beberapa senti lagi sebelum bibir kita bertemu, kupejamkan mataku, kemudian kita berciuman. Aku menciumnya dengan lembut, penuh perasaan. Tanganku menelusuri rambutnya yang pendek. Dia membalas ciumanku, tangannya mulai melingkar di pinggangku. Aku senang.

Setelah beberapa menit berlalu, kulepaskan ciumanku, aku butuh udara. Aku duduk di perutnya dengan tanganku berada di samping kepalanya. Wajahku hanya berjarak 10 senti darinya. Kubuka mataku, "aku merindukanmu Sae-chan, aku hanya ingin berdua denganmu. Aku tidak ingin jalan-jalan, atau menghabiskan waktuku di rumah sendirian. Aku hanya ingin bersamamu. Tolong, untuk hari ini saja. Aku tahu ini sangat egois, dan aku juga tahu bahwa kita jarang menghabiskan waktu bersama, karena kita sibuk dengan pekerjaan masing-masing, aku..", belum sempat aku selesai bicara, Sae mengunci mulutku dengan bibirnya.

"aku tahu jika kau ingin berdua denganku. Tapi aku tidak berfikiran akan seperti ini" ucapnya lembut, "Aku hanya kaget, hari ini kau liar sekali", godanya dengan senyum diwajahnya. Dia juga membelai rambutku. Aku bisa merasakan "sayang" dari belaiannya.
"entah kenapa, aku sendiri juga bingung. Mungkin kau memang magnet yang dapat menggoda semua wanita. Apalagi pakaian yang kau kenakan hari ini keren sekali", aku balas menggodanya dengan wink dan kucium bibirnya.

Setelah menciumnya, tiba-tiba dia mendorongku. Sekarang aku yang berada di bawah. Raut wajahnya berubah, Sae-chan terlihat lebih keren. Ah, aku ingin pingsan.

"yuki, maaf tidak meresponmu sejak awal. Aku juga merindukanmu. Sangat merindukanmu. Hari ini, khusus untuk kita berdua. Apa yang kau inginkan, akan aku turuti". Kemudian dia memberikan kecupan di keningku, hidung, kedua pipi, dagu, dan berakhir di bibirku. Lembut sekali. Membuat hatiku tenang. Aku tidak akan menyia-nyiakan hari libur ini.

 -----------------------------------------------------------------

yeeeesss (/^.^)/  sudah selesai.. tamat...
kemampuanku masih sangat rendah.. aku akan mencoba membuat FF yang lebih baik.. mohon reviewnya yaa.. kritik dan komen dari anda semua sangat berarti bagi saya...

baiklah, see you next time ...
Thursday, July 18, 2013

Jangan Sembarangan Cubit Pipi Bayi

Meski dilakukan sebagai ekspresi sayang, sikap gemas orang dewasa yang diwujudkan dengan mencubit pipi atau mengelitiki pinggang si kecil, dapat membuat dirinya merasa tak nyaman. Apalagi jika yang melakukan adalah orang yang tak dikenal. Respons anak pun berbeda-beda. Ada yang tertawa "terpaksa" akibat kegelian, ada juga yang melengos tanpa basa-basi. Anak yang dikelitiki tanpa berhenti, meski tertawa-tawa, bisa saja mengalami kesulitan menarik nafas.
Jika orang dewasa kerap mencium, memeluk, mencubit, atau menggelitiki anak, wajar saja kalau anak yang menjadi "korban" sampai menyimpulkan bahwa ciuman atau pelukan tidak lagi menjadi hal yang menyenangkan. Hal itu dianggap bukan wujud rasa sayang, dan tidak memberikan rasa aman. Padahal, orang yang melakukan itu tak bermaksud menyakiti.
Belajar dari pengalaman buruk tersebut, terang saja jika si kecil jadi enggan dicium dan dipeluk oleh kedua orangtuanya. Membuatnya kembali percaya bahwa pelukan dan ciuman merupakan ekspresi kasih sayang bisa makan waktu lama jjika anak terlanjur trauma.

Jadi takut
Trauma akibat "disakiti" membuat anak ketakutan, apalagi jika bertemu kembali dengan orang yang menyakitinya. Boleh jadi, ketika bertemu kembali, ia menunjukkan reaksi tegang dengan memegang erat ibu atau ayahnya, menyembunyikan wajah, tampak gelisah, bahkan akhirnya menangis. Ekspresi itu menunjukkan ia merasa tidak aman dan nyaman. Terhadap orang asing yang mencoba bersikap akrab, tentunya ia akan jaga jarak dulu dan bersiap-siap kalau-kalau ia diperlakukan sama seperti pengalaman sebelumnya. Padahal, orang tersebut mungkin tidak berniat untuk mencubit pipi, menggelitiki, memeluk, atau menciumnya, tetapi hanya ingin tahu nama dan menyapa, misalnya.
Faktor emosi si batita pun bisa menjadi tidak stabil karena suasana nyaman yang awalnya terbangun, terpecahkan oleh "perilaku" orang lain yang secara tak sadar justru membuatnya tak nyaman. Ujung-ujungnya hal ini bisa mengganggu kemauannya untuk bereksplorasi, berinteraksi sosial, bermain, mengembangkan kreativitas, dan sebagainya.
Pada tahap selanjutnya ia menjadi kurang percaya diri, tidak percaya pada lingkungan, mood-nya sering berubah menjadi negatif karena muncul rasa benci, kesal, marah, akibat diperlakukan tidak menyenangkan.
Nah, masalah lainnya, orangtua terkadang seolah mendukung apa yang dilakukan orang lain tersebut terhadap diri si kecil. Padahal sebenarnya anak ingin berlindung pada orangtua.

Menolak halus
Untuk menghindari perlakukan seperti ini, mau tak mau kita mesti mewaspadai atau menjaga jarak begitu melihat orang lain yang tampak gemas pada si kecil. Coba alihkan keinginan orang itu menjawil pipi si kecil dengan mengatakan, "Eh Sayang, Tante ini mau salaman sama kamu, ayo salamnya bagaimana?"
Kalaupun si kecil mulai merasa tak nyaman dan rewel, katakan pada orang itu, "Oh, Tante, dia maunya dibelai, enggak mau dicubit-cubit." Jadi kitalah yang memberitahu orang itu secara halus untuk tidak mencubit, menggelitik, dan menggoda model lainnya karena si kecil tak menyukai hal tersebut.
Kalau orang tersebut tetap tampak melampiaskan kegemasannya, sebaiknya segeralah beranjak dengan alasan seperti, "Nak, waktunya makan siang ya. Yuk, pulang dulu. Dadah sama Tante ya, bilang mau pulang dulu ya, Tante."
Orangtua memang perlu mengantisipasi dampaknya, sehingga jangan sampai si kecil tak mau berinteraksi gara-gara takut atau trauma akibat dicubit, digelitiki, dan sebagainya. Lantaran itu, ungkapan rasa gemas sebaiknya tidak terlalu ekspresif sehingga bisa menyakiti si kecil. Tunjukkan saja dalam bentuk belaian, usapan, atau sekadar senyuman dan kata-kata. Misalnya, "Aduh, lucunya kamu. Tante suka deh sama rambutmu yang kriwil-kriwil."

Dengan cara yang tidak berlebihan seperti itu, anak dan orangtua dapat menangkap kesan bahwa segala sesuatunya berjalan terkendali sehingga aman dan nyaman. Perkembangan psikis si batita pun tidak terganggu karena ia tetap merasa aman, nyaman, terlindungi, dihargai, dan bisa percaya diri karena emosinya stabil.
Selain itu orangtua juga perlu memberi rasa tenang pada si batita bahwa orang yang hendak berinteraksi dengannya itu dapat memberikan rasa aman dan nyaman, serta dapat dipercaya. Beritahu bahwa orang itu hanya mau mengenal namanya. Dengan begitu si kecil yakin orang itu takkan melakukan sesuatu yang menyakitkan hanya karena gemas.

Narasumber: Wanda Anastasia, MPsi, psikolog dari LangkahKu dan Klinik Pela 9

Wednesday, July 17, 2013

6 Makanan yang Memutihkan Gigi

Semua pasti ingin memiliki gigi putih cemerlang, namun tak semua punya uang untuk memutihkan gigi di dokter atau dengan cairan pemutih gigi yang mengandung efek samping. Padahal gigi putih bersinar juga bisa didapatkan dengan mengonsumi lima makanan berikut ini.

1. Stroberi
Buah cantik ini memproduksi enzim malic acid yang membantu memutihkan gigi. Selain dengan langsung memakannya, stroberi bisa dimanfaatkan untuk memutihkan gigi dengan cara dihaluskan, digosokkan ke gigi, diamkan selama lima menit lalu bilas dan gosok gigi seperti biasa.

2. Buah-buahan dan sayuran yang renyah
Contoh terbaik adalah apel, seledri, dan wortel. Menggigit dan mengunyah buah dan sayuran seperti ini akan membantu membersihkan plak, "menggosok" gigi agar lebih putih bersinar, dan meningkatkan produksi air liur yang baik bagi kesehatan mulut.

3. Keju
Keju dan bahan olahan susu lainnya seperti yoghurt mengandung lactic acid yang berfungsi melindungi gigi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi yoghurt empat kali seminggu lebih terlindung dari pembusukan gigi dibanding anak-anak yang tak minum yoghurt. Sedangkan untuk memutihkan gigi, keju adalah pilihan yang baik karena selain melindungi gigi dari kebusukan, keju juga mengandung kalsium dan fosfor yang berguna dalam pembentukan enamel gigi.

4. Jeruk dan nanas
Saat mengonsumsi jeruk, nanas, dan buah-buahan asam lainnya, mulut memproduksi air liur lebih banyak, yang membantu membersihkan gigi secara alami.

5. Baking soda
Sebuah penelitian tahun 2008 menemukan bahwa pasta gigi yang mengandung baking soda berfungsi lebih baik dalam membersihkan plak. Anda bisa saja menggunakan baking soda langsung untuk membersihkan gigi, namun para dokter menyarankan agar hal ini tak dilakukan terlalu sering karena bisa mengikis enamel gigi. Pilihan paling aman adalah menggunakan pasta gigi yang mengandung baking soda.

6. Permen karet yang mengandung xylitol
Xylitol adalah pemanis alami yang dapat mencegah plak. Xylitol juga menetralkan tingkat keasaman di dalam mulut dan meningkatkan produksi air liur untuk membersihkan gigi.

Ohisashiburi~

sudah lama gak pernah ngepost di blog ><
semuanya, bagaimana kabar kalian??

sepertinya blog ini akan kembali menjadi blog dimana cerita harianku bakal aku jabarin disini. karena sejak pertama blog ini aku buat, memang berniat sebagai harian online. tetapi karna ada tugas blog, dari pada bikin baru, mending tambahin aja postingannya.. dan curhatan sebelumnya, terpaksa aku hapus ^^

oke.. tak terasa sudah 6 tahun berlalu sejak blog ini aku buat.. dan sekarang, aku sudah tidak berada di bangku SMP maupun SMA.. aku sudah besar, menjajaki kedewasaan diri.. aku masuk kampus, kuliaaaaaahh...

benar-benar, hidup itu cepat sekali berlalu.. seperti waktu, pagi-malam dan seterusnya.. sekarang aku juga sudah umur 19.. waktunya menjadi sosok yang dewasa.. tidak hanya dalam bicara tapi aku juga akan berusaha dalam bertindak xD

apalagi sekarang kuliah. kudu siap bolak-balik sidoarjo-surabaya karna aku ngampus di untag. belum resmi sih, kan belum ospek. hehe. tapi dah ketrima disana ^^ aku ambil jurusan sastra jepang. sebelumnya aku dah les privat. sekarang hampir setahun, hmm, 8 bulan aku les. tak terasa, sangat tak terasa.

hari ini, sekitar 1-2 bulanan setelah graduated, aku masih berstatus pengangguran. keseharian hanya online. itu pun sibuk dengan dunia maya [yaiyalah, namanya juga online]. kerjaanku berhenti di tengah jalan karna aku gak ada alat untuk proses pengerjaan.

aku harus cari kerja, tapi kerja apaan?? aku males ikut percetakan, karna aku males desain. wkwk. aku pingin punya percetakan sendiri aja. tapi cuma melayani pin, stiker. hanya seperti itu. simple. atau sablon kaos, mungkin. masuk kuliah, aku harus gabung dengan komunitas itu. apalagi yang beraliran jepang. enak tuh kalau ada bunkasai. wkwk.

sudah, gini aja deh.. ini hanya sebagai post pembukaan setelah sekian lama tak menulis.. mungkin suatu hari nanti, aku akan ngepost cerpen karyaku yang sampai sekarang gak beres-beres karna saya malas mengerjakannya.. hahahaha... udah yaa... byeeeee---

Donate Me

お客様

私のミュージック